Suatu fajar yang masih dingin berkabut, langkah seorang lelaki setengah baya berjalan menuju masjid jami’,dengan raut wajah yang masih sedikit bercampur rasa kantuk, sampailah dia kedalam masjid.
Bekas wudhu yang masih terjaga setelah dirinya menunaikan sholat tahajjud dirumah terlihat bersama sorot ketenangan jiwa penuh keikhlasan. Kemudian dengan segera dia melakukan sholat sunnah tahiyatal masjid.
Beberapa saat kemudian waktu subuh pun datang. Dengan sigap dan penuh kedisiplinan, dia lantunkan panggilan ilahi yang memecah kesunyian pagi.
Aku hampir selalu mendengar di Setiap waktu sholat lantunan suaranya menggema memanggil segenap ummat untuk bersama-sama menghadap bersimpuh kepada dzat yang maha agung, sang penguasa jagad raya.
Tujuh tahun sudah suara itu hampir selalu terdengar di setiap waktu sholat. Diriku teringat ketika di pesantren pak kyai membacakan beberapa hadist tentang keutamaan Adzan.
Saat itu Pak kyai mengutip sebuah hadist baginda Rasul yang diriwayatkan oleh imam Tirmidzi dan Ibnu majjah RA. dari shahabat Ibnu Abbas RA. bahwasanya baginga Rasul bersabda :
من أذن للصلاة سبع سنين محتسبا كتب الله له براءة من النار
Artinya “ barang siapa melakukan adzan selama tujuh tahun secara ikhlas, maka Allah menulis dirinya terbebas dari neraka “
Subhaanallah… begitu mulia derajat mereka disisi sang Pencipta, mereka para penyeru kepada Allah disetiap waktu , disaat manusia terlena atas urusan dunia yang penuh bujuk rayu, terlelap dalam buaian hangatnya pelukan nafsu, dengan penuh kesetiaan mereka selalu mengumandangkan lantunan seruan yang sudah ribuan tahun tida pernah berganti susunan kalimatnya, hanya nada dan langgamnya saja yang berkembang sesuai dengan selera pelantunya.
Tidaklah mengherankan jika Allah memuliakan mereka sedemikian rupa, sehingga Allah pun membebaskan mereka dari siksa kubur, seperti yang di sampaikan oleh baginda rasul yang ditulis Syekh nawawi albantani :
ثلاثة يعصمهم الله تعالى من عذا القبرالشهيد والمؤذن والمتوفىى يوم الجمعة وليلةا لجمعة
Artinya “ tiga orang yang dijaga oleh Allah SWT. dari siksa kubur, orang yang mati syahid, para muadzin, dan orang yang meninggal dihari jum’at atau malam jum’at.”